Senin, 27 Maret 2017

Shania Ula Sofia
Kena Deh!

Teng..!! Teng..!! Tanda bel istirahat telah berbunyi. Tanda istirahat kedua. Seluruh siswa meninggalkan kelas masng-masing. Matahari serasa sudah di ubun-ubun kepala. Panas matahari serasa menusuk kulit. Aku dan teman-teman dengan segera menuju masjid disamping sekolah. Sesampainya disana, kerudung ku lepas, akupun langsung lari menuju tempat wudlu. Cress!!. Kesegaran terasa setelah air wudlu membasahi tubuh. Aku dan teman-teman melaksanakan sholat dhuhur berjama’ah. Setelah sholat, kami kembali ke kelas. Kelasku ada dilantai 3 dekat tangga. Dalam perjalan, aku bertanya pada Liu. “Lim habis ini pelajarannya apa?”. “Bu Sri, yang ngajar Bahasa Inggris itu loh!” Kata Liu. “Ada tugas nggak?” Tanyaku. ”Gak ada, paling-paling nanti juga disuruh ngartiin perkata.” Jawab Lie.
Setelah bel masuk, setengah jam aku menunggu. Mulai duduk sikap sempurna, miring ke kiri, miring ke kanan, berdiri, tidur, sampai jungkir balik, dan Bu Sri belum datang juga. Bosan. Akhirnya, Liu, Zahro, dan Disa mengajakku ke teras kelas. Sambil duduk-duduk dan bercanda, di sana mengajak kami ke kantin dan kamipun sepakat. Setelah kenyang, kami kembali menuju kelas. Saat akan menaiki tangga ke lantai 3, kami bertemu Yusuf, Alfa, dan Gani menuruni tangga. Aku dan Yusuf saling bertatapan. Shock, hening, dan agak kaget ketika bertatapan dengan Yusuf. Gimana mau gak kaget? Karena dia adalah cowok yang aku kagumi. Dengan perawakan gagah, setengah putih, hidung setengah mancung, setengah tinggi, pokoknya serba setengah, dan senyum manisnya, dia bertanya kepadaku. “Lho? Kamu kok gak masuk kelas?”.”Lha gurunya gak datang-datang” Jawabku. ”Kata siapa? Orang gurunya ada kok!” Jawab Yusuf. ”Bener? Ya uda biarin.” Kataku dengan ekspresi sok membuang muka yang padahal masih ingin melihat mukanya. Kemudian Gani berkata.“ Gak usah masuk kelas, gurunya udah dari tadi datengnya, mending kita ke perpus aja”. “Boleh juga”. Sahut Liu. Akhirnya kami berenam pergi ke perpus sampai bel pulang.

                Setelah bel pulang berbunyi, kami berenam kembali menuju kelas. Aku bertemu Ning Rose, anak kelasku. Lalu aku bertanya. “Ning, tadi waktu pelajaran B.Inggris aku di cariin gak?”. “Iya, kamu dicariin, sama anak-anak juga yang gak masuk kelas, terus di alpha dan tasnya disandra ibunya. Sekarang kamu sama anak-anak ditunggu Bu Sri di kelas.” “Apa?!!” Deg!! Mataku terbelalak dan mulutku menganga. Denga ekspresi kaget, shock, terharu, sedih, bahagia, senang, dan takut rasanya semua jadi satu. Lima temanku yang mendengarnya langsung kaget dan mereka menujukan mata kepadaku. Aku paham, mereka menyuruhku masuk duluan. Dengan memberanikan diri masuk ke kelas, aku melihat Bu Sri membawa cambuk dan terdapat tanduk di kepalanya. Wajahnya mengerikan dan terdapat api yang membara. Kamu berenam menundukkan pada Bu Sri dan beliau mencambuk kami. Ah! Ternyata untung saja hanya lamunanku saja. “Assalamua’alaikum.” Kataku. Bu Sri sudah duduk di kursi dan enam tas sudah ada di meja. “Waalaikumsalam. Kenapa tadi kok nggak masuk kelas?” Kata Bu Sri. “Itu Bu, kan tadi kita udah nunggu ibu di kelas, terus ibu nggak datang-datang, udah setengah jam lho bu, yaudah kita ke kantin. Waktu mau masuk kelas, ibu uda di kelas, ngajar. Katanya sih dari tadi. Ya akirnya kita ke perpusatakaan sampai jam terakhir.” Jelasku.”Makanya ditunggu dulu, Don’t replay it! This is your bags. Take this.” Kata beliau. “Ok miss, thanks for my bag , sorry for my mistake.” Jawabku dengan tersenyum. Dalam hati aku berkata “KENA DEH!.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar